Demokrasi diluncurkan dengan rudal ke Irak
Demokrasi diluncurkan dengan rudal dari Pentagon ke Irak oleh para pengidak “skizofrenia” pewaris Fir’aunisme untuk membebaskan rakyat Irak dari penderitaan dan kemiskinan.
Dalam benak pemerintah Amerika Serikat tertanam keyakinan, bahwa bangsa mereka punya kewibawaan moral (misi suci) paling tinggi di dunia. Akar keyakinan itu terletak pada sejarah mreka. Banyak antaraa leluhur mereka penganaut sekte-sekte yang merasa lebih tinggi moralnya dari pada orang Eropa biasa. Mereka lari ke Amerika Serikat untuk mendirikan sebuah “negara orang suci”. Itu terjadi dua abad yang lalu.
Tapi kini Amerika Serikat bukan lagi negara orang saleh, tetapi negara orang congkak. Dalam benak pemimpin Amerika Serikat tertanam perasaan, ahwa mereka berhak berdiri di atas lembaga-lembaga dan di luar yurisdiksi manusia biasa (Peter Rosler Garcia : “Koboi AS Salah Menaksir”, KOMPAS, Jum’at, 4 April 2003, hal 4).
Dalam benak pemimpin AmerikaSerikat tertanam lukisan bahwa tentaranya adalah “tentara suci”, membawa “misi suci” melakukan “pembebasan” rakyat Irak yang tertindas dari pemimpin yang kejam, serta “melindungi” dunia dari bahaya mematikan. Namun dalam realitasnya, “pembebasan” itu adalah “pembantaian”, “melindungi” itu tak lain dari “membahayakan” dunia global. Itulah artinya dalam “Orwellian”, “Newspeak” Amerika Serikat.
Dalam benak pemimpin Amerika Serikat tertanam lukisan bahwa Irak adalah musuh yang sama sekali tidak memiliki “rasa hormat” pada “konvensi” atau “peraturan perang internasiona”. Namun dalam realitasnya, segala pelanggaran hukum internasional dilakukan oleh Bush, bukan oleh Saddam Husein (Yasraf Amir Piliang : “Kegilaan Fantasi Perang”, KOMPAS, Sabtu, 5 April 2003, hal 4). Bush dengan sikap kobonya telah menghina hukum kemanusiaan bangsa-bangsa beradab, telah memporakporandakan nilai-nilai demokrasi dan sistem hukum internasional. Bush memberlakukan hukum rimba (Peter Rosler Garcia).
Dipertanyakan, apakah penerimaan rakyat Irak terhadap aksi yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya benar akan menerima sebagai pasukan pembebas ataukah sebaliknya sebagai penyebab malapetaka (KOMPAS, Sabtu, 5 April 2003, hal 4, Tajuk Rencana). Namun dalam benak Bush tertanam lukisan bahwa rakyat Irak menjadi saksi semangat “kemuliaan” dan kepatuhan militer Amerika Serikat (Yasraf Amir Piliang).
1