Category Archives: Sosial

Mengenai masalah Sosial

Piagam Madinah

Piagam Madinah
Catatan serbaneka asrir pasir (Asrir Sutanmaradjo)
Piagam Madinah merupakan panduan bagi umat Islam dalam hidup dalam masyarakat majemuk. Piagam tersebut memuat pasal-pasal tentang Hak Asasi Manusia, Persatuan seagama, Persatuan Warganegara, Hak Minoritas, Kewajiban warganegara, Perlindungan Negara, Pimpinan Negara, Politik perdamaian, Pertahanan Negara (Simak w.montgomery Watt : “Muhammad at Medina”, Oxford University Pres, 1956, hal 221-225; Ruben Levy : “The Social Structure of Islam”, 1957, hal 273-275; H Zainan Abidin Ahmad : “Piagam Nabi Muhammad”. Bulan Bintang, Jakarta, 1973, hal 151-162;Muhammad Husain Haekal : “Sejarah Hidup Muhammad”, Tintamas, Jakarta, 1984, hal 221-225).
Dengan mengacu pada Piagam Madinah maka tak akan ada kekerasan dengan mengatasnamakan agama.
Bekasi 5 Juni 2012 06.15

Kedamaian dan Jaminan dalam Islam

Terdapat hadis yang menyatakan bahwa umat Islam tidak akan pernah tersesat selama ia berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah Nabi (1).

Juga terdapat hadis yang menyatakan bahwa setiap bid’ah itu adalah sesat. Apakah arrti dari bid’ah itu? Apakah arti dari sesat, dhalalah itu? Apakah arti dari berpegang pada Qur:an dan Sunnah itu?

Terdapat hadis yang menyatakan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, hanya satu golongan yang selamat (2). Hadis ini masih diperselisihkan tentang kesahihannya, jadi bersifat zhanni (nisbi), bukan qath’I (mutlak) (3).

Di dalam politik, pemerintahan, kenegaraan, kepemimpinan, yang mula-mula muncul adalah paham Khawarij, kemudian muncul paham Syi’ah.

Khawarij lebih dulu memberontak kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian baru berusaha mencari alsan begi pembenaran pemberontakannya.

Sedangkan Syi’ah, pahamnya yang lebih dulu terbentuk, kemudian baru mulai mengadakan pemberontakan (4).

Jadi Khawarij, lebih dulu melancarkan aksi pemberontakannya, kemudian baru menyusun teori bagi pembenaran aksinya. Menurut teorinya, kepemimpinan seorang imam, amir, khalifah batal, kalau kebijakannya mengacu kepada ijtihad, pendapat orang, bukan langsung mengacu pada Qur:an.

Sedaangkan Syi’ah lebih dulu menyusun teori imamahnya, barulah kemudian melakukan aksi sesuai teori imamahnya. Menurut teori imamahnya, yang berhak memegang kendali pemerintahan setelah Rasulullah wafat adalah Ali bin Abi Thalib.

Baik Khawarij, maupun Syi’ah menyusun teori, pahamnya berdasarkan interpretasinya masing-masing terhadap Qur:an.

Di dalam akidah, kepercayaan muncul paham Qadariah, Jabariah, Asy’ariah, Maturidiah, dan lain-lain. Masing-masingnya menyusun teorinya berdasar pemahaman, interpretasinya pada Qur:an dan Hadis (5).

Di dalam ibadah, fikih muncul paham Hanafiah, Malikiah, Syafi’iah, Hanabilah, Zhahiriah, dan lain-lain. Masing-masing juga menyusun teori, paham, mazdhab dan metodenya berdasar interpretasinya pada Qur:an dan Hadis.

Di dalam tasauf juga muncul berbagai macam paham, seperti Naqsyqabandiah, Qadiriah, Samaniah, Syatariah, Tijaniah yang menurut Mohammad Natsir lebih bertolak pada rasa dan intuisi katimbang interpretasi, pemahaman akan Kitabullah dan Sunnah Rasul (6). Interpretasinya lebih cenderung pada signal, isyarat.

Syahrastani (479-584H) mengarang “AlMilal wan Nihal” yang menerangkan berbagai paham agama dan aliran-aliran kepercayaan samapai masa hidupnya (7). Syahrastani menyebut empat golonga besar, yaitu Qadariah, Shifatiah, Khawarij dan Syi’ah (8).

Berdasar dalil zhanni, bukan dalil qath’I, Ibnul Jauzi (wafat 597H) melihat ada enam golongan pokok yang masing-masing terpecah menjadi dua belas golongan, sehingga seluruhnya berjumlah tujuh puluh dua golongan. Keenam golongan pokok itu ialah : Haruriah, Qadariah, Jahmiah, Murjiah, Rafidhah, Jabariah (9).

Dalam Sahih Bukhari pada “Kitab alFitan” terdapat hadis-hadis tentang tanda-tanda hari kiamat (10) dan sifat-sifat dajjal (11).

Dalam Sahih Bukhari pada “Kitab alIman” terdapat hadis tentang testing, pengujian untuk membedakan antara Nabi dan yang bukan, menurut versi Heraklius (Herkules ?).

MUI Pusat merinci sepuluh kriteria untuk membedakan paham aliran yang sesat dan yang bukan sesat (12).

Di Indonesia kini marak muncul paham aliran baru. Masing-masing menyusun teori berdasar interpretasinya terhadap Qur:an untuk pembenaran pahamnya.

HM Amin Djamaluddin, Hartono Ahmad Jaiz dengan LPPInya (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) aktif menyoroti, mengkaji, menggugat paham aliran sesat.

Dalam bukunya “Aliran dan Paham Sesat di Indonesia”, Hartono Ahmad Jaiz mencatat sejumlah aliran sesat di Indonesia, di antaranya Inkarus Sunnah, Isa Bugis, Darul arqam, Lembaga Kerasulan, AzZaytun, Ahmadiyah, Baha:I, LDDII, Syi’ah, Salamullah, dan lain-lain.

Sejak 2001 hingga 2007, menurut BAKORPAKEM (Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan), sedikitnya ada 250 aliran sesat yang berkembang di Indonesia (14).

Ahmadiah, alQadiyah menggunakan hadis tentang turunnya Nabi Isa, turunnya Imam Mahdi, dan ayat Qur:an tentang naaiknya Nabi Isa (QS 3:55) menurut interpretasinya dalam menyusun teorinya, bahwa kedatangan alMasuh alMau’ud itu sudah disebutkan dalam Kitab Suci terdahulu, dan dialah alMasih alMau’ud itu (al masih adDajjal).

Abu Salam alias Ahmad Moshaddeq, pimpinan AlQiyadah AlIslamiyah mengangkat dirinya sebagai Rasul AlMasih AlMau’ud pada tanggal 23 Juli 2006 setelah bertapa di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat selama 40 hari 40 malam.

Pada 8 November 2007 setelah ditangkap polisi, Ahmad Moshaddeq mencabut pengakuannya sebagai Rasul, dan menyatakan dirinya sebagai Da’i, Muballigh, sebagai, pengemban Risalah, serta mengucapkan “Ana basyarun mitslukum”, tanpa melanjutkan “yuhi ilaiya”.

Syi’ah menggunakan hadis tentaang turunnya Imam Mahdi, serta mengarang-ngarang tentang kesuperan Ali bin Abi Thalib dalam mengembangkan teori imamahnya.

Inkarus Sunnah, alQur:an Suci menggunakan interpretasinya terhadap Qur:an dalam menyusun teori, pahamnya.

Hidup Dibalik Hidup (HDH) mengingkari bahwa Nabi Muhammad saw dikurniai Allah wewenang untuk mengajukan syafa’at bagi ummatnya nanti pada hari Hisab.

Islam Jama’ah juga menggunakan interpretasinya terhadap Qur:an dan Hadis dalam menyusun teori, paham manqulnya.

Mahaesa Kurung alMukarramah juga menggunakan interpretasinya terhadap Qur:an dan Hadis dalam menyusun, mendukung teori, paham spiritualnya. Ia punya website, situs sendiri.

Wahidiah juga menyusun teori, paham spiritualnya menggunakan interpretasinya terhadap Qur:an dan Hadis. Menurut teorinya, olah batin (spiritual) itu mengacu dan mengikuti ungkapan, slogan, semboyan “Lillah-Billah, LirRasul-BirRasul, LilGhauts-BilGhauts”. Tunduk, patuh, setia pada alGhauts, karena ia punya wewenang memberikan syafa’at (13). Wahidiah juga punya situs sendiri.

Simak antara lain dalam :

1. “Muwaththa'” Imam Malik.
2. “Manhaj alFirqah an Najiah” oleh Muhammad bin Jamil Zainu.
3. PANJI MASYARAKAT, No.498, 21 Maret 1986, “Tentang sabda Nabi saw : Umatku akan pecah 73 golongan” oleh Muhammad Baqir.
4. “Sejarah dan Kebudayaan Islam” oleh Prof Dr A Syalabi, jilid II, 1982:308.
5. “Pedoman Pokok dalam Kehidupan Keagamaan Berdasarkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah” oleh KH Tb M Amin Abdullah alBantani, 1984.
6. “Sanggahan terhadap Tasauf dan Ahli Sufi” oleh SA alHamdany, 1982.
7. “Ulama Syafi’I” oleh KH Sirajuddin Abbas, 1975:157-162.
8. “AlMilal wan Nihal” oleh Syahrastani.
9. “Godaan Sytan” oleh Md Ali alHamidy, 1984:128-136.
10. “Jalan Menuju Iman” oleh Abdul Madjid azZaidan.
11. “Tafsir alAzhar” oleh Prof Dr Hamka, juzuk IX, 1982:191-197, re ayat QS 7:187.
12. RAKYAT MERDEKA, Rabu, 7 November, 2007.
13. “Pedoman Pembinaan Wanita Wahidiyah” oleh Penyiaran Shalawat Wahidiyah Kedunglo, Kediri, Jatim.

“Sanggahan terhadap Tasauf”, 1982:20-23.

14 KORAN TEMPO, Senin, 12 November 2007, hal A11, Surat Pembaca.

RAKYAT MERDEKA, Selasa, 13 Noveember 2007, hal 3, Buka Kartu.

(BKS0711060830)

No Responses »

Semangat Status Quo Sabtu, Agt 2 2008

Tak Berkategori asiahafyenti 9:47 amEdit This
Imam kami

Imam kami

Di kalangan kita, semangat status quo sangat kental, sangat dominan. Selalu saja tampil dalam berbagai ujud. Di antara ujud semangat status quo ini berupa keinginan kembali ke UUD-45, keinginan kembali ke jaman orde baru.

Bernostalgia dengan UUD-45, dengan sistim presidensial. Di bawah sistim presidensial dengan UUD-45 stabilitas politik terjamin, gejolak politik terkendali, terpimpin. Pembangunan terlaksana.

Ujud nyata dari semangat kembali ke UUD-45, ke sistim presidensial berpaa Dekrit Presiden Sukarno 5 Juli 1959 yang membubarkan konstituante hasil pemilu yang demokratis, bersah, sah.

Akhir-akhir ini semangat kembali ke UUD-45 (tanpa amandemen) pun sangat deras arusnya. Argumentasinya, amandemen terhadap UUD-45 sudah kebablasan, terlalu berlebihan, over produktif. Semangat status quo bisa saja dikemas dalam berbagai bentuk.

Dari naskah UUD-45 secara eksplisit, secara tersurat, termaktub, bahwa UUD-45 tersebut hanyalah sebagai proposal, sebagai saran acuan, buakn sesuatu yang harus mutlak diterima secara penuh.

Dalam aturan tambahan UUD-45 disebutkan dengan tegas agar “Dalam enam bulan sesudah Majelis Permusyawaratan Raakyat dibentuk, Majelis itu bersidang untuk menetapkan Undang-Undang Dasar”. Bukan untuk mengessahkan UUD-45 tersebut. Tapi karena memang semangatnya semangat status quo, maka dicari-carilah berbagai alas an untuk membenarkannya.

Juga bernostalgia dengan jaman orde baru. Pembangunan terlaksana. Kebebasan bertanggungjawab terujud. Angka pertumbuhan ekonomi meningkat. Pemerintahan stabil. Meskipun sekali lima tahun ada apemilu, namun Presidennya, juga orang-orang Presiden tetap saja berkuasa sepanjang masa orde baru, selama 32 tahun. Pemilu boleh saja terselenggara, namun yang berkuasa tetap saja GOLKAR dengan Soeharto sebagai bigbossnya. Orang-oraangnya boleh saja gonta ganti, tapi selalu dari orangnya GOLKAR.

Mental kita ini sebetulnya bukan mental demokratis, mental horizontal, mental “liberte, egalite, fraternite”. Tapi mental kita ini tetap saja mental otokratis, mental vertikal, mental sumuhun dawuh”.

Sentra Kajian Islam Sinar Surya

No Responses »

Tuhan Tidak Perlu Dibela Sabtu, Agt 2 2008

Tak Berkategori asiahafyenti 9:45 amEdit This
Imam kami

Imam kami

Judul tulisan ini nyontek judul kumpulan tulisan Gus Dur yang semula dimuat di majalah TEMPO. Kunpulan tulisan itu memuat gagasan klasik Gus Dur (yang ditulis selang waktu tahun 1970an hingga 1980an). Ajakan Gus Dur untuk tidak usah membela Tuhan diserukannya pada pertenganan 1982 (KOMPAS MINGGU, Septembert 1999).

Allah, Muhammad, Qur:an, Islam sebenarnya tak memerlukan pembelaan. Allah bisa saja membela, melindungi semuanya tanpa bantuan siapa-siapa. Namun rahman dan rahim Allah menghendaki memberi manusia beban tgas dan kewajiban unuk membelaNya, nabiNya, kitabNya, agamaNya. Menugasi manusia agar mau aktif dinamis, bergerak berjuang melakukan tugas tersebut, menghasilkan kebaikan, berlomba-lomba menghasilkan kebaikan (simak antara lain QS 5:48, 16:93).

Allah sebenarnya bisa saja menciptakan dunia ini seperti surga, aman, tenteram, damai, sentosa, sejahtera. Tapi Allah menghendaki agar manusia itu sendiri aktif bergerak dinamis, kreatif menciptakan keamanan, ketenteraman, kesentosaan, kesejahteraan di dunia ini, bukan bersikap statis, pasif, apaatis. Dunia ini diciptakan Allah untuk perjuangan. Hasilnya nanti dipetik di akhirat.

Allah tak butuh siapa-siapa. Dalam pelajaran sifat duapuluh (sifat Allah swt yang duapuluh) disebutkan bahwa salah satu sifat Allah adalah “berdiri dengan sendirinya”. Salah satu acuannya adalah ayat QS 2:255 yang menyatakan bahwa “Allah tidak merasa berat memelihara keduanya (langit dan bumi)”. Di tempat lain (QS 6:14) dinyatakan bahwa “Dia (Allah) memberi makan dan tidak diberi makan”.

Dengan pikiran, pandangan picik, cetek, dangkal, memang ada ayat-ayat Qur:an yang secara sepintas, secara sekilas seolah-olah Allah itu butuh bantuan yang lain. Ayat QS 2:24, oleh orang-orang yang berpandangan picik, sontok seperti halnya Yahudi Fanhas dipandang bahwa Allah butuh pinjaman (kredit) (Simak asbabun nuzul ayat QS 3:181, 5:64).

Ayat QS 47:7 oleh orang-orang yang berpandangan seperti Fanhas akan dipandang bahwa Allah butuh bantuan, pertolongan, perlindungan, pembelaan. Beban tugas kewajiban untuk membela Allah, nabiNya, kitabNya, agamaNya bukanlah karena Allah tak mampu membelaNya, tapi hanyalah semata-mata karena itulah tugas yang harus diemban agar tampah terlihat nyata siapa yang sebenar-benarnya taat dan patuh kepada Allah dan siapa yang tidak (QS 11:7).

No Responses »

Perbandingan antara mukmin dan kafir (QS 47:1-38) Sabtu, Agt 2 2008

Tak Berkategori asiahafyenti 9:43 amEdit This
Imam kami

Imam kami

Amal perbuatan (baik) orang-orang kafir dan yang menghalangi orang-orang dari jalan Allah (agama Islam) sama sekali tak ada nilai (baik)nya disisi Allah. Sedangkan amal perbuatan (baik) oang-orang mukmin dan yang mengerjakan perbuatan baik serta menerapkan ajaran Qur:an memiliki nilai (baik) disisi Allah. Nilainya berupa dihapuskannya nilai dosa, kesalahan, kejahatan dan diperbaikinya kondisi kehidupannya (QS 47:1-2).

Perbedaan penilaian tersebut disebabkan oleh akrena :

– orang-orang kafir mengikuti yang batil, yang salah, yang keliru.

– Sedangkan orang-orang mukmin mengikuti yang haq, yang benar, yang benar menurut Allah swt (QS 47:3).

Dalam suasana perang fisik orang-orang kafir itu harus ditebas, dibantai, dibabat.Bila orang-orang kafir itu telah mengangkat bendera putih, mengaku kalah, maka penebasan, pembantaian, pembabatan dihentikan. Orang-orang kafir itu ditawan. Dalam suasana damai tak ada lagi penebasan, pembantaian, pembabatan (QS 47:4).

Sebenarnya Allah bisa saja membinasakan, memusnahkan orang-orang kafir itu. Tapi Allah menghendaki orang-orang mukmin yang bergerak dinamis, aktif, kreatif menebas, membantai, membabat orang-orang kafir dalam perang fisik. Allah pun sebenarnya bisa saja mengIslamkan manusia seluruhnya. (simak antara lain QS 5:48, 10:99, 11:118, 16:93, 42:8). Allah menghendaki agar alam semesta ini menyaksikan siapa yang sebenarnya mukmin dan yang bukan. Nilai (baik) amal perbuatan syuhada, orang mukmin yang gugur dalam perang fisik terekam rapi. Mereka dibimbing Allah dan kondisi kehidupan mereka diperbaiki Allah. Mereka dimasukkan Allah ke dalam surganya Allah swt (QS 47:4-6).

No Responses »

Sasaran Pendidikan Qur:an Sabtu, Agt 2 2008

Tak Berkategori asiahafyenti 9:39 amEdit This
Imam kami

Imam kami

Pendidikan Qur:an (Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Menjadi Umat Unggulan) :

– Pendidikan IMTAQ, I’tiqadi, Akidah, Keyakinan, Keimanan, Ketakwaan, Iman pada Allah dan Iman pada Hari Akhirat KeMahaEsaan Allah, KeMahaKuasaan Allah, KeMahaCermatan Allah, KeMahakasihan Allah, KeMahaSayangan Allah, KeMahaSantunan Allah, KeMahaSabaran Allah, KeMahaKekalan Allah, KeMahaBijakan Allah, KeMahaAdilan Allah, KeMahaAgungan Allah, KeMahaBenaran Allah), Dalil-dalil KeMahaKuasaan Allah dalam Kosmologi, Antropologi, Botani, Zoologi, Kedaulatan Hukum, Seruam untuk menjadi hamba, budah Allah, tidak mempersekutukan Allah.
– Pendidikan Ruhi, Spiritual.
– Pendidikan Fikri, Intelegensi.
– Pendidikan Moral, Akhlaqi, Budipekerti.
– Pendidikan Suluki, Perilaku.
– Pendidikan Syu’uri, Emosional.
– Pendidikan Tsaqafi, Kesenian, Kebudayaan..
– Pendidikan Ibadah (Shalat, Shaum, Zakatm Haji).
– Pendidikan Munakahah, Bekeluarga, Kerumahtangga, Menikah, Tidak melacur, Berbakti kepada ibu bapa, Tidak mendurhakainya, Tidak menganiaya yatim,
– Pendideikan Mu’amalah, Iqtishadi, Ketataniagaan, Berbisnis, Berekonomi, Berindustri, Menyempurnakan janji, Tidak mengkhianatinya, Menyempurnakan ukuran,
– Pendidikan Jina:I, Hukum, Perundang-Undangan, Tidak membunuh orang, Adil, Tidak berbuat aniaya.
– Pendidikan Ijtima’I, Keorganisasian, Ketatanegaraan, Kemasyarakatan, Peduli kepada sesame, Tidak cuek kepada sesama,
– Pendidikan Siasi, Kepemimpinan, Ketatanegaraan. Berpemerintahan.
– Pendidikan ‘Askari, Kemiliteran, Keolahragaan, Bela Negara
– Pendidikan Ketrampilan.

Muslim meriwayatkan dari Mu’awiyah bin alHakam as Sulam ra, bahwa ia belum pernah melihat guru (mu’allim) yang sebaik Rasulullah saw (dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, pasala “Nasehat dan Hemat dalam Nasehat’).

(BKS0711191000)

No Responses »

Tuntunan hidup Sabtu, Agt 2 2008

Tak Berkategori asiahafyenti 9:37 amEdit This
Imam kami

Imam kami

AlQur:an memuat tuntunan hidup bagi manusia. Jabaran rinciannya terdapat dalam Hadis. Tuntunan hokum (wajib, sunat, mubah, makruh, haram) terdapat antara lain dalam Sunan Abi Daud, Daraquthni, Sunan Kubra Baihaqi, AlImam Ibnu Daqiqil “Aid, Muntaqal Akbar alHirani, Bulughul Maram al’Asqalani, Umdatl Ahkam alMaqdisi, AlMuharrar Ibnu Qudamah.

Tuntunan Aklak (Targhib wa Tarhib) terdapat antara lain dalam aTarghib wat Tarhib alMundzir, Riyadus Shalihin Imam Nawawi. Dalam tuntunan Aklak ini juga terdapat sekaligus tuntnan Hukum.

Tuntunan/pengarahan Islam dalam hal pengabdian diri kepada Allah penguasa semesta (tuntunan prakts) :

Tentang keadilan/keakiman/kedaulatan :
Di sektor pemerintahan, kenegaraan : Terhadap pejabat, pemerintah, penguasa, ulil amri, atasan, rakyat, umum, masyarakat, umat, khalayak, pegawai, bawahan.
Di sektor peradilan, keakiman. Terhadap hakim, qadi, saksi, penuntut, pembela, pengacara, terdakwa, terpidana, pesakitan.

Tentang keamaan/ketertiban :
Di sector keamanan, ketertiban. Terhadap tentara, polisi.

Tentang kemakmuran/kesejahteraan/kependudukan :
Di sector perusahaan, perniagaan, perdagangan, angkutan, pertanggungan. Terhadap penjual, salesman, makelar, pembeli, pemakai, konsusmen, pemakai jasa.
Di sector perburuhan, pertukangan, perindustrian, kerajinan. Terhadap penguasah, majikan, buruh, karyawan, tukang, teknisi, pengrajin.
Di sector perkebnan, pertanian, peternakan, perikanan. Terhadap pemilik, penggarap.

Tentang keluarga :
Di sector kemasyarakatan, kekeluargaan, pergaulan. Terhadap suami isteri, sanak keluarga, famili, teangga, teman kerabat.
Di sector kesejahteraan, emakmuran. Terhadap hartawan, jembel, dhuafa.
Di sector pendidikan, keguruan. Terhadap ilmuwan, intelektual, guru, alim, ulama, da’I, katib, muballigh, penceramah, ustadz, kiahi, awam, murid, siswa, pelajar, mutaallim, penuntut ilmu, pendengar, mustamik, audiens.
Di sector peradaban, kebudaaan.

(BKS0801071530)

No Responses »

Budak kebebasan Sabtu, Agt 2 2008

Tak Berkategori asiahafyenti 9:35 amEdit This
Imam kami

Imam kami

Manusia masa kini adalah budak kebebasan. Setiap waktu menginginkan jadi budak kebebasan. Pesta pora – pesta pora adalah pintu mask menjadi budak kebebasan, tempat melampiaskan hasrat kebebasan hewani.

Budak kebebasan menginginkan bebas tapa batas. Tanpa terikat dengan apa pun. Berbuat semaunya. Berbusana setengah telanjang, bahkan teanjang bulat. Berbusana semini-mninya, serba terbuka, mengkerut dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, terbuka dada, punggung. Menyani berjingkrak-jingkrak histeris, merentak-rentak, meronta-ronta. Menenggak, mengkomsumsi miras, narkotik. Mabuk-mabukan. Kumpul kebo. Bercumbu, berciuman, berpelkan dengan sembarang orang di sembarang tempat. Berhubungan intim/sanggama dengan siapa pun dan di mana pun, dengan cara baggaimana pun. Melakukan beragai tindakan kemunkaran, kemaksatan, keonaran, perkosaan, pelacuran, pembunuhan, pembantaian, perjuadian, penjarahan, perampokan, penganiaayaan, penipuan, pemalsuan, korupsi, manipulasi, intmidasi, provokasi, dan lai-lain.

Manusia sebaga manusia hendaknya menjadi mausia seutuhnya. Manusia yang mausiawi, bukan yang hewani. Tidak setengah-setengah. Setengah manusia, setengah binatang. Menjauhi, menyingkiri segala media (gambar, foto, informasi), sarana (hiburan, rekreasi), busana (setengah bugil, bugil total) yang merangsang nafsu birahi binatang. Menghindari prilaku seksual binatang, apalagi yang lebih binatang dari binatang (freesex, homo, lexbi, bisex, gay). Menjadi manusia yang sehat (bio-psiko-sosio-spsiritual), yang mengindahkan rambu, norma-norma etika, moral universal. Memilki rasa malu. Malu berbuat yang tercela sekecil apapun.

Setiap prang haruslah menyadari bahwa “tidak ada kebebasan mutlak bagi manusia di mana pun dalam kehidupan di tengah masyarakat. Yang ada hanyalah kebebasan nisbi yang terbatas dan sementara, sepanjang tidak mengganggu orang lain dan tidak bertentangan dengan agama dan ajaran-ajarannya. Jalan satu-satunya untuk mendapat kebebasan yang benar-benar mutlak adalah dengan pergi ke suatu tempat yang tidak dihuni oleh manusia barang seorang pun” (Prof Mutawalli asySya’rawi seperti dipertik oleh Muhammad alMusnid dalama bukunya “Dulu Maksiat, Sekarang Tobat”, 1998:14).

(BKS0801010545)

No Responses »

Budak system Sabtu, Agt 2 2008

Tak Berkategori asiahafyenti 9:32 amEdit This
Imam kami

Imam kami

Setiap orang, siapa pun dia adalah budak system. Tunduk pada system. Menuruti, mengikuti maunya system. Baik yang berada pada pusat, maupun pada pinggir system, terikat, terbelenggu dengan system. Tak seorang pun yang bisa bebas dari perbudakan system, kecuali sejumlah orang ang dapat bimbingan langsng dar Allah, seperti Nabi Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad saw, khalifah mar bin Abdul Aziz.

Sistem tak dapat dirubah oleh orang-orang yang berada pada pusat system, pada pusat kekuasaan, baik secara evolusi, apalagi dengan cara revolusi. Sistem hanya dapat dirubah oleh orang-orang yang berani, tangguh, yang bukan berada pada pusat system, pusat kekuasaan. Perubahan system pun anya dapat dilakukan secara revolusi, bukan secara evolusi.

Simaklah kisah Nabi Ibrahim as yang menantang system kekuasaan Namruz, kisah Nabi Musa as yang menantang system kekuasaan Fir’aun, kisah Nabi Isa as yang menantang system kekuasaan penguasa Romawi, kisah Nabi Muhammad saw yang menantang system tradisi kaum Quraisy, kisah khalifah Umar bin Abdul Aziz yang menantang system tradisi Umayyah.

Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz hanya berlangsung selama dua tahun setengah. Masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz merupakan lembaran yang gemilang di antara lembar-lembar sejarah Islam. Pendidikan yang diperoleh Umar bin Abdul Aziz pada masa kecilnya berpengaruh besar terhadap sifat-sifatnya yang istimewa dan terpuji. Umar bin Abdul Aziz menantang system kerajaan yang diwariskan Bani Umayyah. Ia baru mau menerima jabatan khalifah setelah ada keridhaan dari rakyat. Ia mencampakkan seluruh cara hidup para raja seperti yang dilakukan oleh keluarga dan nenek moyangnya. Ia pun menembalikan sema harta milik yang diwarisinya dengan cara yang tidak sah menurut syari’at. Juga mengembalkan perhiasan isterinya ke dalam baitul maal. Indaan ini membuat goncangan system kerajaan Bani Umayyah. Sebagai khalifah, ia memikirkan keadaan orang yang miskin, yang lapar, yang sakit, yang terlantar, yang telanjang, yang teraniaya, yang tertindas, yang terlunta-luta, yang tertawan, yang tua renta, yang mempunyai banyak tanggungan, sedangka hartanya sedikit, dan orang-orang seperti mereka di seluruh penjuru bumi. Bahkan sebelum memangku jabatan khalifah pun ia telah pernah menantang kezhaliman dan kesewenang-wenangan penguasa. Ia benar-benar menantang keshaliman, kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh keluarganya Bani Umayyah. Ia benar-benar penaantang system tirani yang berlaku (Prof Dr A Syalabi : Sejarah Kebudayaan Islam”, jilid 2, 1982:101-118; Abul A’la alMaududi : “Khilafah dan Kerajaan”, 1984:242-247).

(BKS0801010515)

No Responses »

Pelecehan Islam Kamis, Jul 31 2008

Tak Berkategori asiahafyenti 10:29 amEdit This
Imam kami

Imam kami

Berulangkali Islam, Qur:an, Nabi Muhammad dilecehkan, dihinakan, dicaci, dimaki baik secara verbal maupun secara aksi-brutal. Namun sayangnya, umat Islam tak pernah kompak memiliki kesamaan pandangan, sikap menghadapi aksi-brutal tersebut. Pelecehan alQur:an oleh Salaibis Amerika Serikat dan sekutunya tak mampu membuat umat Islam kompak menghadapi salibis Internasional. Hanya sebatas protes, unjuk rasa, demonstrasi yang sama sekali tak mampu menghentikan aksi-brutal tersebut.

Di Parlemen Inggris, Gladstone berkata : “Selama alQur:an ada di tangan umat Islam, selama itu pula Barat tidak akan mamp menaklukkan Timur” (“Rencana Barat Mengancurkan Isam”, 18:24).

Di kamp tahanan Guantanamo, Kuba, alQr:an dilemparkan, ditendang, diinjak-injak, dikencingi oleh pasukan militer Amerika Serikat pimpinan George W Bush (METROTV, Minggu, 5 Juni 2006). Pelecehan alQur:an oleh Salibis Amerika Serikat tak mampu mengkompakkan umat Islam menghadang salibis Internasional.

Oknum Polri Peltu T (Dansek 066-833 Cempka Purwakarta) memaksa 6 orang tahanan untuk mengencingi, menginjak-injak alQur:an agar mereka bisa dibebaskan dari tahanan. Mereka dituduh telah menyobek-nyobek tanda gambar GOLKAR (PANJI MASYARAKAT, No.224, 1 Juni 1977, halaman 6).

Di Irak, seorang penembak jitu tentara Amerika Serikat menjadikan alQur:an sebagai sasaran tembaknya pada 26 Mei 2008 (Siaran Berita Pagi Televisi Indonesia, Selasa, 27 Mei 2008). Sayangnya, kekurangajaran pasukan Amerika Serikat ini tak membuat umat Islam Irak kompak bersatu melawan penjajahan Amerika Serikat. Kelompok Suni, Kelompok Syi’ah, Kelompok Pemberontak, Kelompok Pemerintah tetap saja bersengketa antar sesama. Sama sekali seperti tak punya musuh bersama, yaitu Amerika Serikat serta pendukungnya.

Pada tanggal 30 September 2005, harian Denmark JYLLANDS-POSTEN memuat 12 karikatur Nabi Muhammad (SUARA AISYIYAH, No.5, Mei 2008, halaman 13, “Ayat-Ayat Cinta versus Fitna”, oleh Siti Sundar Maharto). Gambar yang direka-reka tentang Nabi Muhammad sebelumnya terdapat dalam buku “Painting in Islam”, terbitan Dover Pubication, tahun 1965, dibawah sub-judul “A Study of the Place of Pictorial Art in Muslim Culture).

Geert Wilders, anggota parlemen Belanda, Ketua Kebebasan meluncurkan sebuah flm Fitna berdurasi 17 menit yang menjelek-jelekkan alQur:an, menyamakan alQur:an dengan “Mein Kampf”nya Adolf Hitler, menuduh alQur:an sebagai buku panduan kekerasan (idem).

Di Indonesia Gus Dur menyatakan : “Tuhan Tidak Perlu Dibela” (KOMPAS, November 1999).

Di Pakistan, India, Tablighi berkata : “Jka pribadi-pribadi telah diperbaiki satu persatu, maka secara otomatis kemunkaran akan hilang” (“Peringatan Penting Terhadap Jama’ah Tabligh”, 1998:30).

Di Timur Tengah Salafi berkata : “Tegakkan daulah Islam di dalam hati kalian, niscaya daulah itu akan tegak sendiri di bumi” (“Rapot Merah AAGym”, 2003:154).

Di Paistan (masa colonial Inggeris Abdl Qaum alGhazali berkata : “Yang kurang ajar kepada Islam harus diselesaikan dengan menancapkan pisau belati ke punggungnya tembus ke dadanya” (“Tafsir AlAzhar”, XVIII, 2001:239).

(BKS0805271445)

No Responses »

Masalah bangsa Kamis, Jul 31 2008

Tak Berkategori asiahafyenti 10:27 amEdit This
Imam kami

Imam kami

Masalah bangsa dan Negara adalah himpunan dari berbagai masalah IPOLEKSOSBUDHAMKAMTIB yang satu sama lainnya saling terkait, terintegrasi. Masalah bangsa dan Negara tidaklah dapat diselesaikan hanya secara parsial, tetapi secara terintegrasi, terpadu menyeluruh. Pada pundak para pemerintah beserta jajarannya di segala bidang, legislative, eksekutif, yudikatif terletak tugas dan tanggungjawab untuk menyelesaikan masalah bangsa dan Negara, sehingga seluruh kekayan Negara-bangsa (sosial-ekonomi-alam) dipergunakan untuk kemakmuran rakyat, untuk mengatasi kemiskinan rakyat banyak.

Misalnya masalah pengangguran saling terkait dengan masalah pendidikan, masalah dana dan prasarana, masalah ksejahteraan rakyat banyak, masalah sumber daya alam (bumi, hutan, lautan), masalah sumber daya manusia, sikap mental masyarakat, pandangn hidup bangsa. Juga saling terkait dengan masalah kejahatan, masalah keamanan, masalah kerusuhhan, masalah penegkkan hukum, masalah keuangan Negara. Masing-masing masalah itu satu sama lain saling terkait (IPOLEKSOSBUDHANKAMTIB).

Para penyelenggara beserta jajaran berkewajiban dan bertanggungjawab mengupayakan menganalisa, merancang, merencanakan, melakukan sistim penyelesaian masalah secara terpadu, terintegrasi. Merumuskan, melaksanakan cara pengelolaan (DBMS) pencekalan penganguran, kemiskinan, kesusahan, keterbelakangan, korupsi secara terpadu dan berbasiskan data bernalisis kuantitatif matematis.

Tokoh-tokoh pengusaha semacam Yusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Fahmi dris dan yang duduk di KADIN, Asosiasi Pengusaha, seyogianaya merintis, mempelopori mendidik, membina, mempekerakan para gelandangan, terlantar, pemlung, pengamen, pengemis, pengangguran, sehingga Indonesia bebas dari pada tuna karya. Aburizal Bakrie, orang terkaya se-Asia Tenggara dengan kekayaan sekitar Rp.84,6 triliun, pemegang saham PT Minarak Lapindo, diminta untuk berupaya mensejahterakan kehidupan rakyat korban aktivitas bisnis Lapindo, sekaligus diminta membangun kampus “kesejahteraan rakyat” di atas Lumpur lapindo (RAYAT MERDEKA, abu, 28 Mei 2008, halaman 9).

Tokoh-tokoh Islam yang duduk di badan eksekutif, legislative, yudikatif seyogianya mendakwahkan sistim politik, hukum, moral, budaya, ekonomi, sosial, militer Islam di kalangan mereka bertugas mewujudkan masyarakat adil makmur sejahtera. Menjelaskan cara Islam menghadapi, mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi. Cara memahami fenomena alam dan fenomena sosial serta keterkaitannya satu sama lain. Antara kesalehan dan kemakmuran. Antara dosa dan bencana.

Para pakar seyogianya membaca, membahas, mengupas, menganalisis teori kemakmuran dari Adam Smith, Karl Marx, Maynard Keynes, Forbes Harrod, serta kemudian merumuskan menyusun teori kemakmuran bagi Indonesia. Amien Rais dengan bukunya “Selamatkan Indonesia” mencoba menyampaikan gagasan agar kekayaan alam Indonesia dapat digunakan untuk kesejahteraan, kemakmuran rakyat banyak Indonesia, bukan hanya terbatas untuk kemakmuran segelintir konglomerat dan pejabat.

(BKS0406130630)

Mubahalah

Mubahalah
Catatan serbaneka asrir pasir (Asrir Sutanmaradjo)
Selama hidupnya Rasulullah saw tidak prnah ragu dan bimbang sedikitpun terhadap apa yag dibacakan oleh Tuhan kepadanya. “Apa yang telah Kami ceritakan itu) itulah yang benar, yang dating dari Tuhanmu. Karena itu, janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu” (QS 3:60). Seorang Nabi percaya kepada dirinya sendiri dan kepada wahyu yang diterimanya, dan karena itu ia menghadapi dunia dengan rasa yakin (CA Qadir : “Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam”, 1991, hal 90). “Rasul itu percaya kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya” (QS 2:285). Dia sendiri terlebih dahulu yakin bahwa dia emang Utusan Allah. Dia tidak ragu sedikitpun akan hal itu. Kalau bukan dari sangat yakinnya bahwa dia memang Utusan Tuhan, tidaklah dia akan sudi menderita. Dia sangat percaya bahwa Allah ada, dan dia sangat tekun beribadat kepada Allah yang sangat dipercyainya akan adanya itu. Tidak mungkin penguasa alam itu berbilang. Dia mesti satu, Esa. Ia yakin bahwa petunjuk yang sangat dipercayainya itu, turun dari langit dengan tidak perantaraan. Didengarnyalah suara jiwanya sendiri. Dan semua suara jiwanya diakuinya sebagai kabar Yang Benar dari Tuhan. (Simak Prof Dr Hamka juzuk III, juzuk III, PanjiMas, Jakarta, hal 91; juzuk XI, ManjiMas, Jakrta, hal 136)
Allah memberikan pengarahan kepada Rasul-Nya yant mulia untuk mengakhiri bantahan dan perdebatan dan nengajak mereka ber-mubahalah. “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah dating ilmu (Yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya), Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu. Kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta” (QS 3:61).
Rasulullah saw mengajak orang-orang yang membantah tentang masalah ini untuk berkumpul di suatu tempat, kemudian semuanya memohon kepada Allah supaya Dia menurunkan laknat-Nya kepada siapa yang berdusta di antara kedua golongan ini. Mereka takut akibatnya dan tidak mau melakukan mubahalah. Menurut beberapa riwayat, mereka tidak juga mau memeluk Islam. Penyebabnya karena mereka masih mencintai kayu-palang (salib) dan minuman keras dan makan daging babi.
( Simak Sayyid Quthub : “Tafsir Fi Zhilallil Qur-an Di Bawah Naungan Al-Qur-an”, jilid 3, Gema Insani Press, Jakarta 2001, hal 117-118; Prof Dr Hamka : “Tafsir Al-Azhar”, juzu III, Ustaka PanjiMas Jakarta, 190-191).
Bekasi, 19 Mei 2012 012.45

Menghadapi teroris

Menghadapi teroris

Berjuanglah sekuat tenaga sesuai amanat QS 8:60, dan susun;lah barisan serapi mungkin sesuai QS 61:4 dalam arena information-war, psywar, ghazwul-fikri, agar orang-orang semacam Yusuf Qardhawi, Musthafa Masyhur, Makmun Hudaini, Hasan Huwaidi, dan lain-lain dapat mendesak PBB bersedia membatalkan ketetapannya, bahwa organisasi-organisasi Islam radikal/fundamentalis adalah teroris, seperti dikategorikan oleh AS dan sekutunya.Ketahuilah bahwa dalam khazanah Fiqih Islam, yang dapat dikategorikan teroris itu adalah kelompok (thaifah, ‘ashabah) “hirabah” yang mengacu pada QS 5:33, yaitu kelompok yang terang-terangan melakukan tindakan makar, tindakan yang melawan hukum allah dan RasulNya, seperti berbuat keonaran, kekacauan, kerusuhan, prahara, huruhara, penjagalan, pembegalan, pembantaian, perampasan, penjarahan, perampokan, perompakan, pembajakan, perkosaan, penyiksaan (Afzalurrahman : “Muhammad Sebagai Pemimpin Militer”, hal 304, terjemahan Anas siddik, terbitan Bumi aksara, jakarta, 1991:304). Kelompok hirabah ini termasuk kedalam Jama’ah Jahiliyah (anarchis), bukan Jama’ah Islamiyah. Berdo’alah agar Allah melindungi dari jadi bulan-bulanan terorisme. “Ya allah. Kami berlindung kepadaMu dari kelemahan (kehinaan), kemalasan, kepenakutan, kepikunan, kekikiran, siksaan kubur, godaan hidup dan mati, kebelit hutang dan dari jadi bulan-bulanan terorisme (ghalabtir rijal) (HR Muslim dari Anas). Tugas kewajiban umat Islam hanya terbatas dalammelaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan RasulNya dan meninggalkan apa yang dilarang Allah dan RasulNya. Sedangkan urusan tegaknya Syari’at Islam, berdirinya Negara Karunia allah, sepenuhnya semata-mata adalah urusan Allah swt. Jika Allah menghendaki tegaknya Syari’at Islam, berdirinya Negara karunia allah di suatu wilayah, maka Allah akan menampilkan tokoh yang saleh yang mempunyai kewibawaan, kemampuan, kekuatan, kekuasaan menularkan (mentransferkan, mentransformasikan) kesalehan kepada masyarakat-komunitas bangsanya. Jika Allah menghendaki tegaknya Hukum Sekuler, berdirinya Negara Sekuler di suatu wilayah, maka Allah akan menampilkan tokoh yang fasiq yang mempunyai kemampuan, kekuatan, kekuasaan menularkan (mentransfer, mentransformasikan) kefasikannya kepada masyarakat-komunitas bangsanya. “Dan jika Kami (kata Allah) hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta’ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan (berbuat fasik) dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya” (QS 17:16). “Dan demikianlah Kami (kata allah) jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman (pemimpin) bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan” (QS 6:129) . “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada suatu kaum Dia mengangkat orang-orang bijaksana menjadi pemimpin mereka, dan mereka dihakimi oleh ulama mereka dan harta mereka dikuasai oleh orang-orang yang murah hati. Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum dia mengangkat orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin mereka dan mereka dihakimi oleh orang-orang bodoh, sedangkan harta mereka dikuasai oleh orang-orang yang kikir” (HR Dailamy, dalam Muhammad Zakaria alKandahlawi : “Koreksi Pola Hidup Umat Islam”, 1986:54-55). Untuk dapayt berlakunya hukum allah sebagai hukum positif di tengah masyarakat butuh adanya suatu kekuasaan pelaksana. Karena itu perlu ada usaha, upaya untuk memperoleh kekuasaan itu. Man possessos God disposes (QS 3:26, 13:26, 16:71). Pada allah semuanya bergantung. Allah yang menentukan, memprogram semuanya. Hidup matinya. Sukses gagalnya. Jaya hancurnya. Reformasi yang terjadi belakangan ini, semata-mata digerakkan oleh Allah, tanpa campur tangan manusia. Tak seorang pun, tak satu pun kelompok yang menggerakkan reformasi. Allah itu sebagai Causa Prima. Bangkitnya Islam pun di Tanah Arab bukanlah atas usaha dan upaya dari sisa-sisa pengikut ajaran nabi Ibrahim, tetapi semata-mata atas anugerah Allah yang telah menghadirkan RasulNya Muhammad saw sebagai penggerak pertama di sana (Dr Musthafa asSiba’I : “Sari Sejarah Danb Perjuangan Rasulullah saw”, 1983:30, Dr Muhammad Said Ramadhan alButhy : “Sirah Nabawiyah”, I, 1992:45-46). Umar bin Abdul Aziz berubah dari pemuda glamour, foya-foya, plesiran menjadi manusia zuhud (bukan hamba harta-dunia), bukanlah atas usaha keluarga, masyarakat, lingkungananya, tetapi semata-mata anugerah Allah. Sa’at ini umat Islam sedunia belum punya seorang sosok yang saleh yang mempunyai kemampuan, kekuatan, kekuasaan menularkan *mentransferkan, mentransformasikan) kesalehannya kepada komunitas-masyarakatnya. Sosok itu – menurut versi Abul A’la alMaududi – memiliki pengetahuan yang luas tentang masalah-masalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, memiliki pemikiran politik yang cemerlang, memiliki kemahiran dalam strategi militer, mencakup cendekiawan, negarawan, ahli strategi ulung (“Sejarah Pembaruan Dan Pembangunan Kembali Alam pikiran Agama”, 1984:59). Dari hasil temuan/penyelidikan tim investigasi di lapangan (yang diberitakan media cetak dan elektronika), tampaknya tuduhan sebagai pelaku tragedi Bali 12 Oktober 2002 mengarah pada kalangan Islam. Sedangkan korbannya adalah sebagian besar warga negara asing non-Muslim sedang melakukan kegiatan munkar di lokasi munkar. Tindakan pelaku tersebut bisa dimasukkan ke dalam jarimah hirabah yang mengacu pada QS 5:33 yang diancam dengan hukum dibunuh, atau disalib, atau potong tangan dan kaki berselang-seling, atau dibuang. Bisa pula dimasukkanb kedalam kelompok “antara kamu dan antara mereka ada perjanajian” yang mengacu pada QS 4:92 yang diancam dengan hukuman menyerahkan diat kepada keluarga korban dan memerdekan budak mukmin. Dan bisa pula dimasukkan kedalam tindakan keliru (salah ijtihad) seperti yang dilakukan oleh Khalid bin al Walid yang memerintahkan bunuh para tawanan perang pada pembebasan Mekkah. Ketika menerima berita kekeliruan Khalid tersebut, Rasulullah berdo’a “Ya Allah. Aku bermohon kepadaMu lepas tangan dari apa yang telah diperbuat oleh Kahlid bin alWalid itu”. Rasulullah segera menugasi Ali bin Abi Thalib membawa harta untuk diserahkan kepada keluarga korban sebagai diat, tebusan darah dari pemerintah (Muhammad Husain Haekal : “Sejarah Hidup Muhammad”, 1984:517). Umat Islam sedunia pasti sangat sedih dan berduka atas tindakan Abdul Aziz dan Amrozi beserta teman-teman dan kawan-kawannya dalam tragedi Bali 12 Oktober 2002, meskipun barangkali menurut ijihadnya mereka berada pada posisi yang benar, melakukan perjuangan suci. Salah tetap saja salah. Perjuangan jihad fisabilillah (yang mengikuti aturan Allah) adalah untuk membela dakwah dan untuk melindungi kemerdekaan/kebebasan penyiaran Islam serta untuk mengukuhkan sendi asas perdamaian, bukan untuk menimbulkan permusuhan dan bukan pula untuk penjajahan (Prof A Hasymy : “nabi Muhammad saw Sebagai Panglima Perang”, 2001:8). Rasulullah dalam perjuangan jihadnya tidaklah bermaksud untuk membunuh musuh sebanyak-banykanya, tetapi untuk menaklukkan, menundukkan manusia kepada jalan kebenaran. Musuh itu adalah objek dakwah (PANJI MASYUARAKAT, No.537, hal 42, dari tulisan Afzalurrahman tentang Muhammad saw dan Konsepsi Jihad). Tenaga potensial Abdul Aziz dan Amrozi serta kawan-kawannya terbuang sia-sia tanpa hasil. Tidak menaikkan citra Islam, malah menaikkan posisi kedudukan para anti Islam. Padahal mereka ini sangat potensial untuk membina, menyiapkan kader pemimpin Islam masa depan. Abul A’la alMaududi berpesan agar mendidik, mencetak dulu tenaga-tenaga untuk memegang jabatan pemerintahan, kemudian barulah didirikan negara yang sesuai dengan kemauan Islam (“Metoda Revolusi Islam”, 1983:34). Seyogianya juga tidak mengunlangi kekeliruan seperti yang pernah dilakukan orang-orang semacam Imran dan kwan-kawan pada kasus pembajakan Woyla.

1

Sang Pecundang (Korban Provokasi Terroris Global)

Sang Pecundang (Korban Provokasi Terroris Global)

Kondisi Umat Islam dimana-mana adalah sebagai bangsa pecundang, bukan sebagai bangsa pemenang. Padahal umat Islam itu seharusnya das Solen) adalah umat yang super (QS 3:139, 47:35). Namun nyatanya (das Sein), di Aljazair, di Sudan, di Somalia, di Bosnia, di Oalestina, dan di lain-lain tempat, umat Islam jadi bulan-bulanan musuh-musuh Islam yang dikomandani oleh kapitalis Barat (gyhalabatir rijaal). AlQaeda, Taliban, Jama’ah Islamiyah, Majelis Mujahidin, Front Pembela Islam, Laskyar Jihad Ahlus Sunnah Wal jama’ah jadi bulan-bulanan musuh-musuh Islam. Media massa semacam koran PELITA, PANJI MASYARAKAT tak lagi menyuarakan Islam. Nanti, koran REPUBLIKA, SABILI bisa saja menyusul.Umat Islam lemah dalam segala hal. Lemah dalam information war, psy-war, ghazul fikri. Tak mampu melakukan tugas menangkis tudingan lawan dengan cara-cara yang paling baik (QS 18:125, 29:46), jitu. Sebaliknya, kapitalis Barat dengan jaringannya sebagai Sang Provokator amat piawai membangun, menggarap opini publik. Gencar menggarap opini publik, bhawa Irak (dengan Saddam Husseinya) memproduksi senjata kimia pemusnah massal. Gencar menggarap opini publik, bhawa Taliban dan AlQaeda (dengan Osama bin Ladinnya) adalah terroris, pelaku serangan terror di Washington dan New York pada 11 September 2001. Gencar menggarap opini publik, bahwa Jama’ah Islamiyah dan Majelis Mujahidin (dengan Abu Bakar Baasyirnya) adalah terroris, anggota jaringan AlQaeda, otak pelaku Tragedi Bali 12 Oktober 2002. Umat Islam tak memiliki kemampuan untuk mengcounter (wa jadilhum billati hiya ahsan) tudingan lawan itu.Juga lemah dalam arena phisical-war. Lemah secara ideologis (imaana) dan secara fisik (Ihtisaaba). Lemah dalam kualitas dan kapasitas. Padahal untuk menghadapi lawan (musuh) haruslah (das Sollen) dengan menyiapkan kekuatan yang dapat menggentarkan lawan (musuh) yang nyata dan lawan yang tak nyata (QS 8:60). Dengan semangat berkobar-kobar, dengan kesabaran (ketahanan) tinggi, dengan pimpinan Muhammad Rasulullah, maka pasukan Islam dapat mengalahkan musuh (lawan) yang sepuluh kali banyaknya (QS 8:65), setidaknya dapat mengalahkan musuh (lawan) yang dua kalibanyaknya (QS 8:66). Setelah Muhammad Rasulullah sudah tidak ada lagi, setelah semangat tak berkobar-kobar lagi, setelah kesabaran sudah tak ada lagi, maka (das Sein) tak ada tercatat dalam sejarah, pasukan Islam yang dapat mengalahakan lawan yang lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam.Kini, umat Islam tinggal sebagai bangsa pecundang. Tak punya pimpinan pemersatu ummat. Tak punya kekuatan ideologi (akidah), organisasi (jama’ah), displin (bai’ah, nizhamiyah), logistik (perangkat lunak dan perangkat keras). Dimana-mana, umat islam tak lagi berlindung, bernaung dibawah kekuasaan Allah, dan tak lagi berlindung, bernaung dibawah kekuasaan penguasa Islam, tak lagi berpegang pada hablum minallah wa hablum minannaas.

PBB kacungnya Amerika Serikat

PBB kacungnya Amerika Serikat

PBB adalah organisasi, kumpulan para penguasa sedunia yang dikendalikan oleh Amerika Serikat (AS). Setiap apa yang didiktekan oleh AS pasti akan diterima, disetujui tanpa kritik oleh para anggota PBB. AS mendiktekan bahwa Irak (dengan Saddan Husseinnya) memproduksi dan menyimpan senjata kimia pemusnah massal. Para anggota PBB menerima, mengakuinya tanpa bantahan. AS mendiktekan bahwa Taliban dan AlQaeda (dengan Osama bin Ladinnya) adalah terroris, pelaku serangan terror 11 September 2001. Para anggota PBB menerimanya. AS mendiktekan ahwa Jama’ah Islamiyah dan Majelis Mujadhidin (dengan Abu Bakar Baasyirnya) adalah terroris, anggota jaringan AlQaeda, otak pelaku Tragedi Bali 12 Oktober 2002. Para anggota PBB menerimanya. Termasuk penguasa Indonesia menerimanya dengan sangat antusias.Rasionalitas umat manusia sedunia telah dikendalikan oleh kekuasaan raksasa AS. Pikiran umat manusia sedunia telah dikontrol melalui penggunaan kata-kata dan pemberian makna tertentu. Sistem mengontrol pikiran umat manusia sedunia, yang disebut Noam Avram Chomsky “the American Ideological System”. Dibawah kendali sisten ini, maka “proses perdamaian” berarti “usulan perdamaian yang diajukan oleh AS”. Sedangkan usulan perdamaian yang dikemukakan oleh neara-negara Arab dianggap seagai penolakan (disebut rejeksionisme). Bila negara-anegara Arab menerima posisi AS, mereka disebut “moderat”. Bila mereka menolaknya, disebut “ekstremis”. Yang semula “ekstrem” aakan menjadi “moderat” bila menerima, mengikuti usulan/saran AS. “Terorisme” didiktekan berarti “tindakan protes yang dilakukan oleh negara-negara atau kelompok-kelompok kecil” (Jalaluddin Rakhmat : “Kamus Terrorisme Dari Chomsky”, dalam Noam Avram Chomsky : “Malintg Teriak Maling : Amerika Sang Terroris ?”, Mizan, Bandung, 2001).Para penguasa dimana pun disenatero dunia ini taka suka dengan Islam. Tak suka dengan Hukum Tata Negara Islam, Hukum Tata Niaga Islam, Hukum Tata Sosial Islam, Hukum Tata Budaya Islam, Tak suka diatur oleh Islam. Seluruh penguasa sepakat menerima dikte AS bahwa Taliban dan AlQaeda (dengan Osama bin Ladinnya), Jami’ah Islamiyah dan Majelis Mujahidin (dengan Abu Bakar Baasyirnya) adalah terroris, pelaku kegiatan terror. Sesuai dengan kesepakatan yang didiktekan AS tersebut, maka penguasa Indonesia segera menangkap Abu Bakar Baasyir sebagai tersangka pelaku terror Tragedi Bali 12 Oktober 2002.Kalau AS yang memberi sinyal, maka pastilah Abu Bakar Ba asyir akan mendekam dalam penjara. Sebelum ini, pemimpin-pemimpin umat islam seperti hassan AlBanna, Sayyid Quthub, Abul A’la AlMaududi, dan lain-lain diperlakukan semena-mena oleh penguasa setempat. Namun Abu Bakar Baasyir diperlakukan semena-mena oleh penguasa Indonesia atas konspirasi jaringan Internasional PBB yang dipimpin AS. Kekuatan provokasi AS tak ada tandingannya. Ia sanggup menjebloskan siapa saja yang tak disukainya ke dalam penjara, bahkan sekaligus melenyapkan, menghabisinya. Kepada Abu Bakar Baasyir disampaikan rasa keprihatinan yang mendalam atas perlakuan penguasa Indonesia yang semena-mena, semoga tetap sabar menerima musibah yang sekaligus juga merupakan musibah umat Islam semua, sebagaimana sikap Ibnu Taimiyah dalam penjara.Jika jihad (QS 22:78), jika upaya penegakkan syari’at Islam adalah terrorisme, maka Jama’ah Islamiyah, Umat Islam adalah terroris. Demikian dijelaskan oleh Mudzakkir Muhammad Arif, MA dalam tulisannya “Terrorisme Menurt AlQur:an”, SABILI, No.01, Th.X, 25 Juli 2002, hal 13, tadabbur). Dan memanglah Amerika Serikat punya streotip, bahwa orang Islam itu terroris. Demikian diungkapkan oleh Dr Nurcholish Madjid dalam suatu wawancara (BANDUNG POST, Jum’at, 1 Mei 1998, hal 7).Menurut Betrand Russel, di Amerika terdapat terroris yang dahsyat, namun koran tidak memberitakan hal itu dengan cukup memadai (Khurshid Ahmad : “Islam Lawan Fanatisme Dan Intoleransi”, Tintamas, djakarta, 1968, hal 35).Definisi terorisme dalam perspektif Barat kaidahnya dibentuk oleh kultur Yahudi-Kristen dan bertumpu pada warisan sejarah terhadap dunia Arab-Islam yang tidak mungkin bisa diabaikan. Inilah yang ditegaskan Samuel Huntington, pemilik teori “prang peradaban” (The Clash of Civilization) yang menytakan bahwa prang yang terjadi sejalan dengan garis perpecahan antara dua peradaban : Barat – termasuk Israel – dan Islam yang sudah berlangsusng sejak 1300 tahun yang lalu. Interaksi yang telah berabad-abad usianaya antara Barat dan Islam ini, tidak akan reda dengan mudah begitu saja. Bahkan barangkali justru semakin parah (Musthafa muhammad Thahhan : Rekonstruksi Pemikiran Menuju Gerakan Islam Modern”, 2000:204).Samuel Huntington menempatkan peradaban agma menjadi faktor yang sangat menentukan. Barat melawan yang bukan Barat. Termmasuk ke dalam Barat aalah Kristen Orthodoks, Katholik dan Protestan, Amerika Latin. Sedangkan yang bukan Barat aalah Dunia Islam dan Dunia Cina, termasuk ke dalamnya Konfusianisme, Jepang, Hinduisme India, Afrika (GATRA, No.24, 2 Mei 1998, hal 30).Samuel P Huntington menyangsikan keberhasilan keangkitan Islam berdasarkan adanya benturan (clash) antara berbagai peradaban (ALMUSLIMUN, No.334, Januari 1998, hal 71, Tsaqafah, “The Clash of Civiliztion and the Remaking of World Order”, 1996).

1

Sang Provokator (Diktator Demokrasi)

Sang Provokator (Diktator Demokrasi)

Dulu, komunis yang dikenal sebagai pabrik isu. Kepiawaian komunis menggarap opini publik tak ada yang menandinginya. Komunis memanfa’atkan setiap isu untuk kepentingannya (Soemarno Diposastro : “Reformasi Jadi Kendaraan Gratis Bagi Komunis”, REPUBLIKA, Rabu, 9 Februari 2000, hal 16, Suplemen Bidik).Kini, kapitalis Barat (dengan George W Bush dan Tonny Blairny) dan sekutunya amat terampil, piawai membuat isu, membangun, menggarap opini publik dunia. Gencar menggarap opini publik, bahwa Israel (dengan Saddam Husseinnya) memproduksi senjata pembunuh massal. Membutakan mata terhadap diri sendiri (siapa yang memusnahkan Hiroshima dan Nagasaki enam puluh tahun yang lalu, apa ada senjata perang yang tak membunuh manusia ?). Merasa diri sebagai negara, bangsa demokrasi, tetapi sikap perilaku menunjukkan perilaku agressor, pola pikir militer, anti demokrasi, semuanya diselesaikan melalui senjata yang membunuh manusia.Gencar menggarap opini publik, bahwa Taliban dan AlQaida (dengan Osama bin Ladinnya) adalah terroris, pelaku serangan terror di Washington dan New York pada 11 Septemer 2001. Namun sudah setahun “Setelah berlalu, Amerika Serikat Belum Mampu Tumpas Taliban”, dan “Hari Ini Bush Akan Putuskan Perang Ke Irak” (MEDIA INDONESIA, Selasa, 8 Oktober 2002, hal 26, Internasional). Merasa diri seagai neara, bangsa maju, beradab, yang berpikir logis-rasional, namun sikap perilakunya menunjukkan sealiknya, yaitu sebagai negara, bangsa orthodoks, konservatif, yang emosional, tak kritis.Gencar menggarap opini publik, bahwa Jama’ah Islamiyah dan Majelis Mujahidin (dengan Abu Bakar Baasyirnya) adalah terroris, anggota jaringan AlQaeda, otak pelaku Tragedi Bali 12 Oktober 2002. Opini ini turut diteriakkan oleh Australia (dengan Howardnya), semata-mata hanya memanfa’atkan pernyataan Menhan matori Abdul Djalil (yang tanpa dasar), tanpa menggunakan akal sehat (tak logis-rasional, tetapi emosional).Ada warga Amerika Serikat, semacam Noam Avram Chomsky yang mengkritik sikap pemerintah Amerika Serikat yang arogan, bertindak seagai agressor, anti demokrasi, tak rasional, emosional, tak kritis. Noam Chomsky tak punya ketrampilan, kepiawaian membangun, menggarap opini publik melawan George W Bush. Inilah keunggulan kapitalis Barat (dengan George Bushnya) dengan jaringannya sebagai Sang Provokator, yaitu kepiawaiannya menggarap opini publik (public opinion management) dalam arenan information war, psy-war, ghazwul fikri, yang kini tak ada yang menandinginya.Mr Bush, Downer, Howard jika memang benar-benar punya bukti kuat, bahwa pelaku Tragedi Bali 12 Oktober 2002 adalah jama’ah Islamiyah, Umat Islam Indonesia, silakan saja bom-mi Indonesia ini, seperti yang pernah dilakukan Amerika Serikat terhadap Jepang (Hiroshima, Nagasaki) enampuluh tahun yang lalu. Tapi jika tak punya bukti kuat, silakan tuan-tuan berhenti mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang memojokkan Umat Islam. Shut up your mouth.Secara psikologis, apa sebenarnya faktor intern yang menyebabkan orang bisa menjadi terroris. Dan dari sudut lingkungan, apa sebenarnya faktor ekstern yang mendorong orang menjadi terroris. Jika faktor intern dan faktor ekstern ini dapat diminimalisir, maka dapatlah diharapkan bahwa terroris tak akan pernah ada lagi.

1

Tantangan Kristen-Amerika

Tantangan Kristen-Amerika

Harian INDONESIA RAYA tanggal 17 Juli 1969 menyiarkan wawancara wartawannya dengan Professor Stanley Spector dari ashington University. Professor tersebut pernah di Jakarta memimpin de4legasi 22 sejarawan Amerika dan mengadakan seminar tentang Studi Asia Tenggara di Bandudng. Menjawab pertanyaan wartawan itu, Professor Spector berpendapat bahwa bukan komunis yang benar-benar berahaya, tetapu “umat Islam konservatif dan fanatik”. Ia mengatakan : “mereka erbahaya karena menghendaki suatu tatanan masyarakat reaksioner dan statis. Reformasil Islam progressil dan modern penting untuk mengatasi ancaman itu (Maryam Jamilah : “Islam & Modernisme”, 1982:243-244). Seorang penulis dalam analisanya dalam koran WASHINTONG POST mengatakan “Tampaknya Islam itu cocok untuk mengisi peran jahat setelah berakhirnya perang dingin. Ia besar, menakutkan, musuh Barat, dihidupi dengan kemiskinan dan kemarahan, di samping juga menyebar di berbagai belahan bumi di dunia ini. Karena itu, peta dunia Islam mungkin dapat dditampilkan di layar TV dengan warna hijau, sebagaimana sebelumnya dunia komunis ditampilkan dengan warna merah” (“Rekonstruksi Pemikiran …”, 2000:206-207).Richard Nixon, mantan Presiden Amerika, dalam bukunya “Kesempatan Emas” mengatakan “orang yang berineraksi dengan dunia Islam, kondisinya seperti seorang yang berada dalam lubang sempit, ditemani sejumlah ular berbisa, racunnya mengandung berbagai ideologi yang sling bertentangan dan paham nasionaalisme yang salaing memukul”. Dalam bukunya “Di Balik Islam”, Richard Nixon mengatakan “Kepentingan-kepentingan hidup kita – yang terejawantahkan dalam bentuk perlindungan bgi negara Israel dan perlawanan terhadap kelompok teroris dan radikal – telah menimbulkan pengaruh nyata terhadapa dunia Islam. Seakan ia (dunia Arab) adalah kantong yang berisi orang-orang Arab idiot yang tidak mencukur jenggotnya an orang-orang Parsia ekstrem keturunan abad-abad pertengahan” (“Rekonstruksi Pemikiran …”, 2000:204-205).Ada kontradiksi dalam perjalanan demokrasi Barat ketika berhadapan dengan Islam. Mereka bersikukuh menganggap bahwa Islam adalah penyebab keterbelakangan. Mereka mengatakan bahwa Islam dan demokrasi adalaha dua hal yang saling bertentangan. Para aaktivis Islam – menurut mereka – hanya memanfa’atkan demokrasi tetapi tidak mempercayainya. Mereka hanaya mengambil seagiannya dan mengekspolitasinya, namun tidak memiliki kesiapan yang lebih dari itu (“Rekonstruksi Pemikiran …”, 2000:63-64).

1

Tantangan Yahudi-Israel

Tantangan Yahudi-Israel

Simon Prez, mantan Perdana Menteri Israel memperjelas pernyataannya dalam suatu Muktamar yang dihadiri oleh seagian besar pemimpin-pemimpin dunia, menyusul jatuhnya sejumlah warga Israel di tangan organisasi HAMAS, bahwa “politik dunia internasional yang berpengaruh di Timur Tengah telah bersiap-siap untuk melakukan perubahan”. Dikatakannya “Bukan hanya HAMAS atau Jihad Islam saja yang menjadi musuh kita, akan tetapi juga seluruh infrastruktur yang berbicara tentang perlawanan terhadap bangsa Yahudi. Ini Masjid, penulis, partai-partai, dan jama’ah-jama’ah di negara-negara Arab atau negara-negara Islam lainnya, baik Iran atau Turki, mereka adalah musuh-musuh kita juga, dan musuh tatanan dunia seluruhnya” (“Rekonstruksi Pemikiran …”, 2000:198). Presiden Israel, ‘Izraa Weisman, pernah mengtakan “Sesungguhnya kami, ketika mencari orang-orang HAMAS adalah seperti orang yang mencari sebuah jarum dalam timbunan jerami. Tidak mengapa bila jerami itu kita bakar agar dapat menemukan jarum tersebut. Ia tidak merasa bersalah, berbuat teror, atau bertindak rasial, ketika menyerupkan bangsa Palestina sebagai timbunan jerami yang siap dibakar, hanya untuk menangkap satu orang, atau sekelompok orang” (“Rekonstruksi Pemikiran …”, 2000:208). Ide pembakaran timbunan jerami (pembumihangusan, pemusnahan massal, cleansisng) Weisman akan sanggup membabat habis segala macam gerakan separatis yang menggunakan strategi, taktik perang gerilya di mana pun. Sekaligus ancaman ini akan sanggup mengakhiri peang gerilya, sehingga hanya ada perang terbuka (frontal) tanpa berlindung dalam komunitas masyarakat sipil tak bersenjata.

1

Bagaimana cara mewujudkan Kesejahteraan Rakyat ?

Bagaimana cara mewujudkan Kesejahteraan Rakyat ?

Catatan serbaneka asrir pasir (Asrir Sutanmaradjo)

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami (kata Allah) akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih” (TQS 14:7, perkataan Nabi Musa kepada kaumnya). Pertanyaan : Bagaimana caranya mensyukuri nikmat pemberian Allah, berupa kekayaan alam Indonesia ?

Pasal 33 UUD-45 menyebutkan “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-bsar kemakmuran rakyat”. Pertanyaan : Bagaimana caranya mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dengan Sumber Daya Alam Indonesia , dengan BBM ? Bagaimana mengolah sumber kekuatan ekonomi nasional untuk Kesejahteraan Rakyat ? Bagaimana caranya mewujudkan Demokrasi Ekonomi bagi Kesejahteraan Rakyat ? Bagaimana Konsep Pembangunan Menyeluruh Terpadu (Pendidikan, Perekonomian, Keuangan, Hukum, Perdagangan, Ristek) untuk mengelola karunia Ilahi, kekayaan bumi Indonesia, migasnya, hasil tambangnya, hasil buminya, hasil hutannya, hasil lautnya untuk sebesar-besar kesejahteraan, kemakmuran rakyat [baldatun thaiyibatun wa rabbun ghafur].

A Hakim tahun 1958 menghimpun tulisan-tulisannya yang dimuat di berbagai media dengan judul “Sumber-Sumber Perekonomian Bagi Pengusaha Indonesia”, terbitan Grafica, Djakarta, meliputi masalah Pertambangan, Perindustrian, Pertanian, Perikanan, Perdaganan, Tanaman Perdagangan, Rupa-Rupa, Tambahan. Pada waktu itu belum ada tulisan tentang emas di Timika.

Belajar mengenal pasal 33 UUD-45 sebagai dasar Kesejahteran Sosial

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargan. Produksi dan distribusi diusahakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Mempertinggi tingkat hidup masyarakat, dan tidak menonjolkan kekuatan ekonomi perorangan atau muncul kapitalis besar. Unsur demokrasi ekonomi, produksi diusahakan bersama oleh masyarakat untuk bersama.

Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara yaitu lapangan produksi pertahanan (angkatan laut, darat dan udara), keamanan (polisi, pengadlan dan kejaksaan) dan persenjataan. Semua dikuasai Negara. Tidak boleh ada angkatan bersenjata perseorangan dan pengadilan perseorangan. Pertahanan, keamanan adalah lapangan produksi yang berupa perlindungan dari ketakutan, ancaman, sewenang-wenang dan lain-lain. (Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Pertambangan, Perindustrian, Pengangkutan, Perdagangan, Perusahaan Jasa besar diusahakan oleh negara).

Bumi dan air dan kekayaan lam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara, dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tidak ada milik tanah perseorangan. Tidak diperkenankan membuka usaha pertambangan. Semua harus diusahakan oleh negra. Tidak diperkenankan mendirikan perusahaan air minum, perusahaan perikanan.

Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Orang miskin atau orang gelandangan didik dan dlatih denan baik agar menjadi tenaga kerja produktif.

Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Penerapan pasal 33 UUD-45

Catatan serbaneka asrir pasir (Asrir Sutanmaradjo)

Pasal 33 UUD-45 menyebutkan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha berdasarkan atas asas kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh neara dan diperguakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Dalam hal ini pemerintah pernah menyatakan bahwa yang diartikan “menguasai” tidak perlu “memiliki”, tetapi “mengatur”. Mengatur mengelola, memanaj. Setelah menghayati pasal 33 UUD-45 itu, Kwik Kian Gie mendambakan adanya konglomerat-konglomerat yang dimiliki oleh negarqa (BUMN). Dalam menindaklanjuti penghayatan itu, diharapkn penerapan pasal 33 UUD-45, agar cabang produksi yang menguasai hidup orang bayak diatur, dikelola, dimanaj, diekspoloitasi oleh negaa.

Memang selayaknya yang harus mengeksploitasi kekayaan alam, supaya hasilnya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, adalah Negara, sehiingga hasil seluruhnya masuk ke kas Negara, yang kenikmatannya adalah untuk semua rakyat Indonesia dengan Cuma-Cuma. Untuk ini harus ada kepercayaan akan kemampuan bangsa. Baik kemampuan dalam permodalan, dalam manajemen, maupun dalam teknologi. Percaya akan kemampuan tenaga ahli bangsa sendiri (bukan asingisasi).

Haruslah bermental merdeka dari feodaalisme dan nepotisme. Bukan bermental inlander/terjajah (anak jajahan). Berprinsip bahwa yang berdaulat atas kekyaan alam adalah rakyat seluruhnya, bukan hanya terbatas elite bangsa, yang kaya raya. Diperlukan semangat yang kuat. Digarap perlahan-lahan setapak demi setapak semampunya. Kalau dirasa kurang tenaga, sewa tenaga ahli asing (kerja kontrak) untuk dipekerjakan sebagai pegawai gajian, bukan sebagai pemilik. (Simak Kwik Kian Gie : “Siapa yang Punya Kekayaan Alam Indonesia”, KOMPAS, Senin, 20 Januari 1997, hal 1, 15; dan “Mitos Soal Badan Usaha Milik Negara”, KOMPAS, Senin, 3 Februari 1997, hal 1, 15). Dengan demikian tak perlu mengundang modal dan tenaga ahli asing untuk mengeksploitsi kekayaan alam Indonesia, bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

“Penjelasan Tentang UUD-45’ (sebelum diamandemen)menyebutkan bahwa  dalam pasal 33 tercantum dasar ekonomi, produksi  dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggauta-anggauta  masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas usaha kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.

Perekonomian berdasar atas asas demokasi ekonomi, kemakmuran bagi segala orang. Sebab itu cabang-cabang produksi  yang penting bagi Negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh Negara. Kalau tidak, tampuk produksi  jatuh  ke tangan orang seorang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasnya.

Hanya perusahaaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh di tangan orang seorang.

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negarq dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Tujuan Negara menurut Pembukaan UUD-45 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Bekasi 20 Februari 1999

Belajar mengenal Pancasila sebagai dasar Ekonomi Indonesia

Catatan serbaneka asrir pasir (Asrir Sutanmaradjo)

Ketuhanan Yang Maha Esa. Bila kita percaya pada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sebab utama dari segalanya (causa prima), Tuhan pemilik alam semesta dan manusia, wajib kita membina perekonomian kita dengan dasar sssifat adil Tuhan. Tuhan menyerahkan bumi untuk seluruh umat manusia guna dimaaanfa’atkan. Tentu tidak diperkenankan memiliki bagian bumi berlebihan, tanah dimiliki terlampau luas. Sumber pertambangan dimiliki besar-besaran oleh perorangan. Sebaliknya banyak orang tidak memiliki apa-apa. Itu semua tidak adil. Dan ingatlah bahwa umur manusia terbatas. Buat apa memiliki sesuatu melewati batas. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari [keni’matan] duniawi , QS 28:77).

Perikemanusiaan. Perikemanusiaan lawan peri kebinatangan. Pada peri kebinatangan tidak ada kerjasama golongan bintang yang satu dengan yang lain. Bahkan ada golongan binatang yang satu jadi mangsa binatang lain.

Manusia adalah anggota masyarakat (zoon politicon). Manusia dapat diakui manusia sungguh-sungguh bila ia telah bergaul di dalam masyarakat. Ada perikemanusiaan, harus ada peri kemasyarakatan. Hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lain harus terjalin dengan baik. Manusia yang satu tidak boleh jadi mangsa manusia lain. Atau buuh dijadikan mangsa oleh majikan. Demikian pula menggarap tanah tidak bleh jadi manusia perasan tuan tanah. Perikemanusiaan tidak pula memperkenankan perbudakan. Manusia dimiliki oleh manusia. Manusia diperlakukan sebagai barang dan diperdagangkan. Ingatlah bahwa manusia hidup sekali. Semua manusia ingin hidup layak dan janganlah yang lemah dijadikan mangsa.

Untuk keharmonisan manusia sebagai anggota masyarakat perlu keharmonisan sikap individu (manusia sebagai perseorangan) dengan sikap sosial (manuysia sebagai anggota masyarakat), Makin harmonis atau seimbang sikap individu dengan sikap sosial, makin baik hubungan manusia yang satu dengan yang lain di dalam masyarakat. “Dn tolong menolonglah kamu dalam [mengerjakan] kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, QS 5:2).

Persatuan Indonesia. Negara kita trdiri dari ribuan pulau besar dan kecil. Bangsa kita terdiri dari suku-suku dan berbagai macam turnan asing. Semua punya adat istiadat serta watak berbeeda. Walaupun terpisah-pisah dan berbeda-beda, namun semua kegiatan ekonomi harus ditujukan untuk memperkuat persatuan Indonesia, seperti :

–              Tidak membedakan daerah yang satu dari daerah yang lain dalam pembangunan.

–              Tidak mengutamakan salah satu golongan. Kebebasan setiap orang menempati daerah yang disenangi asal tidak bertentangan dengan hukum.

Musyawarah. Persengketaan dan pembangunan ekonomi harus dengan musyawarah. Sengketa antara buruh dengan majikan harus diselesaikan dengan musyawarah. Tidak boleh bertindak sendiri untuk menang sendiri di bidang ekonomi. Demikian pula pembangunan ekonomi daerah dan nasional harus dirumuskan dengan musyawarah.

Kadilan sosial. Kadilan sosial tidak membagi secara merata model Komunis. Melainkan pembagian didasarkan atas kecakapan dan kegiatan kerja dalam proses produksi. Oraang cakap dan giat harus dapat pembagian (gaji ?) lebih banyak dari orang bodoh, pemalas dan lemah. Tetapi pembagian hasil selalu diusahakan supaya tidak banyak berbeda. Orang bodoh diberi pendidikan, orang lemah diberi latihan supaya kuat dan orang pemalas didorong supaya rajin.

(Simak  : Depag RI : “Pedoman Pelaksanaan P4 Bagi Umat Islam”, 1983/1984; Hasan Amin : “Dasar-Dasar Ekonomi Sosialis Indonesia”, Balai Pustakam Djakarta, 1963;11-21; Nusbar : “Pelajaran Ekonomi untuk SLA”, 2, Lincah Store, Jakarta, 1977:67-75)

Bekasi 19 Maret 2012 15.30

Dimana pos Kesejahteraan rakyat dalam APBN

Catatan serbaneka asrir pasir (Asrir Sutanmaradjo)

Dalam buku teks tahun limapuluhan (“Beberapa Soal Anggaran Negara”, terbitan Djambatan, Djakarta, 1954) Imam Roesdi menyebutkan bahwa Anggaran Belanja Negara terdiri dari Anggaran Pengeluaran Negara untuk Belanja Dinas biasa, untuk Belanja Dinas Luar Biasa, untuk Belanja Dinas ekstra luar biasa.

Belanja Dinas biasa untuk pengeluaran konsumtif dan eksploitatif, seperti : untuk Belanja Pegawai, ongkos kantor, Biaya pengeluaran barang, Pemberian bantuan kepada badan-badan, dsb.

Belanja Dinas Luar Biasa yang manfa’atnya dapat diambil karena lamanya hasil pekerjaan, seperti pembangunan gedung sekolah yang manfa’atnya dapat dipetik/dirasakan oleh generasi berikutnya. Yang pekerjaannya dapat menambah asset/kekayaan (bukan pendapatan) negara, seperti pembelian kapal, lokomotip, pembuatan bendungan, pembuatan jalan, termasuk pembangunan gedung sekolah, dsb.

Ada lagi Belanja Dinas Ekstra Luar Biasa. Dari penjelasan Imam Roesdi tersebut, barangkali dapat ditarik kesimpulan bahwa Pos Kesejahteraan Rakayat terdapat dalam Anggaran Belanja Pengeluaran untuk Dinas Luar Biasa. Atau dengan kata lain, Pos Ksejahteraan Rakyat terdapat pada Anggaran Pengeluaran untuk Belanja Prasarana dan Infra Struktur, seprti untuk belanja gedung sekolah, kapal/pesawat, lokomotip, bendungan, jembatan, jalan, pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain.

Pertanyaan : Di mana pos Ksejahteraan rakyat pada penaikan atau penurunan BBM ? Harga BBM untuk ekspor haruslah disesuaikan dengan harga pasar internasional. Sebaliknya harga BBM untuk konsumsi dalam negeri haruslah disesuaikan dengan tingkat daya beli masyarakat. Semuanya harus mengacu pada kepentingan rakyat secara keseluruhan seperti diamanatkan oleh pasal 33 UUD-45.  Harga BBM, Tarif Listrik, Tarif Telepon,Tarif PAM,Tarif Angkutan, Harga Sembako, dan lain-lain ditetapkan serentak pada saat menyusun APBN. Di RAPBN-P Tahun 2012 tak begitu jelas di mana pos Ksejaahteraan Rakyat itu terdapat. Yang jelas Belanja Negara lebih dari Rp. 1.500.000.000.000.000 (1.5 kali 10 pangkat 15).

Bekasi, 1 April 2012 08.15