Kalimatun sawa

Kalimatun sawa
Persamaan di antara Muslim dengan yang bukan Muslim adalah sama-sama mempertuhankan Allah. Inilah titik temu, kalimatun sawa antara yang Muslim dan yang bukan Muslim. Sama sama mengakui eksistensi Allah sebagai pencipta alama semesta (Simak antara lain QS 29:61,63, 31:25, 39:38, 43:9,87). Hanya sebatas sama-sama memprtuhankan Allah itu saja persamaan antara Muslim dengan yang bukan Muslim.

Persamaan di antara Muslimdan Ahlal Kitab, adalah sama-sama tidak menyembah selain Allah, tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, tidak mempertuhankan yang selain Allah. Kalau tidak lagi seperti demikian, maka tidak ada lagi persamaan. Rasulullah diperintahkan Allah untuk menyeru Ahlal Kitab agar sama-sama berpegang pada kalimatun sawa, titik temu ini. Bila Ahlal Kitab sudah mempertuhankan yang selain Allah, mempersekutukan Allah dengan yang lain, maka mereka sudah berpaling, sudah berpisah, sudah meninggalkan titik temu. Terhadap meeka itu agar dimaklumkan bahwa antara Muslim dan Ahlal Kitab tidak sama lagi, tidak ada lagi titik temu. “Katakanlah : Wahai Ahlal Kitab, marilah kamu berpegang kepada kalimat yang bersamaan antara kami dan kamu (yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu), yaitu bahwa kita tiada menyembah yang selain Allah, kita tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu apa pun, dan sebagian kita tidak mepertuhankan sebagian yang lain, selain dari Allah. Dan kalau mereka berpaling, katakanlah kepada mereka : Saksikanlah olehmu, bahwa kami adalah orang-orang Islam” (QS 3:64).

Kalau ang bukan Muslim mau menerima ajakan tersebut, maka semuanya adalah sama, tak ada perbedaannya. “Dan sekiranya Ahlal Kitab beriman dan bertaqwa, tentulah Kami hapus kesalahan-ksalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan” (QS 5:65). “Sesungguhnya orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian, dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka (yaitu Allah), tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati” (QS 2:62).

Tapi kalau saja masih saja mempertuhankan yng selain Allah, memprsekutukan Allah dengn yang lain, maka tak ada lagi titik temu (persamaan) antara yang Muslim dan yang bukan Muslim. Ucapan Yahudi bahwa Uzair itu putera Allah”, dan ucapan Nasrani bahwa “AlMasih itu puter Allah” adalah ucapan kafir yang dilaknat Allah, seperti dinyatakan Allah dalam QS 9:30. :”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali “Tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang Esa (yaitu Allah)” (QS 5:73).

Antara Muslim dan yang bukan Muslim yng masih mempertuhankan yang selain Allah, yang memprsekutukan Allah dengan yang lain, tak ada lagi prsamaan, yang ada hanya perbedaan. Persamaan dan perbedaan itu tergantung dari beriman dan bertaqwa atau tidak. Persamaan itu terletak pada persamaan akidah tauhid. Dan berbeda bila telah berubah ke akidah syirik. Antara tauhid dan syirik tak bertolak belakang, tak prnah bertemu. 1

Post a comment or leave a trackback: Trackback URL.

Leave a comment